HIZIB IZZAH YANG PENUH KEMULIAAN

HIZIB IZZAH

 Banyak kejadian yang terduga dalam mengarungi bahtera kehidupan di dunia. Kejadian hidup masa kini tentu berkaitan erat dengan kisah masa lalu. Kejahatan-kejahatan yang berbagai macam bentuk dan jenis dibuat-buat untuk sekedar menguji atau bahkan menyingkirkan kita ada tentu tidak jauh dari kehidupan kita di masa lalu. Kejaidan-kejadian semacam keanehan, kesurupan, maupun kegajnilan sering kali datang dari unsur gaib.

Maka dari itu kita harus tetap waspada, sedia payung sebelum hujan, sedia pagar sebelum kerasukan. Inilah fungsi doa perlu dipanjatkan siang dan malam. Mengingat kita makhluk lemah. Dan hidup kita ada yang mengatur. Ikuti saja aturan itu tanpa harus membangkang sedikitun. Kejadian dan leganjilan yang menghampiri kita merupakan pengingat bagi kita agar selalu dekat kepada Allah.

Jangan dikira hidup nafsi-nafsi itu bagus, justru dengan mennjalankan mode hidup nafsi-nafsi ini orang lain memandang kita sebagai ananiyah / egois, dan itu termasuk akhlak tercela yang wajib dihindari. Mengingat bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang butuh dan dibutuhkan oleh sesamanya.

Belum lagi permasalahan yang timbul akibat gesekan antar sesama bisa menimbulkan pertikaian yang ujung-ujungnya ingin menyingkirkan satu sama lain. Terlebih persaingan politik, saingan dagang dan saingan-saingan lain yang berhubungan erat dengan materi atau kebendaan.

Hizib Izzah, yang memiliki arti kemuliaan, kedudukan yang tinggi sebagai solusi untuk memecahkan masalah sosial dan tatanan masyarakat yang amburadhul, dan yang susah diatur. 

Di dalam untaian hizib ini terdapat harapan yang diliputi oleh asror yang penuh dengan keajaiban yang berfungsi sebagi penakluk kaum, menundukkan umat, mengalahkan lawan bisara saat berdebat, memenanhgkan setiap peristiwa dalam persidangan, membungkam mulut lawan, kewibawaan, keperkasaan sehingga musuh pun gentar saat berhadapan dengan kita. Inilah secuwil karomah, faedah, manfaat, dari mengamalkan Hizib Izzah yang milik Kanjeng Sayid Ali Karromallohu wajhah yang terkenal sebagai Singa Allah. Yang selalu menang saat peperangan. Yang selalu tampil didepan saat berjuang. Yang selalu membawa keberuntungan bagi umat Islam, yang menjadi bahan pembicaraan setiap lisan.

-(حزب الْعِزَّةُ)-

للأمام على عليه السلام كرم الله وجهه

إِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْـمُصْطَفَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ, ثُمَّ إِلَى حَضْرَةِ سَيِّدِنَا عَلِيِّ بْنِ أَبِى طَالِبٍ كَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ, شَيْئٌ للهِ لَهُمُ الْْفَاتِحَةِ : ....

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. رَبِّي أَوْقِفْنِى مَوْقِفَ الْعِزِّ وَالْكَمَالِ وَالْبَهْجّةِ وَالْجَلَالِ حَتّى لَا أَجِدَ فِى ذَرَةٍ وَلاَ دَقِيْقَهٍ إِلَّا وَقَدْ غَشَيْهَا مِنْ عِزِّ عِزِّكَ مَا يَمْنَعَهَا مِنْ ذُلٍ لِغَيرِكَ، حَتّى أُشَاهِدَ ذُلَّ مَنْ سِوَايَ لِعِزَّتِى بِكَ مُؤَيَّدًا بِرَقِيْقَه مِنَ الْرُّعْبِ يَخْضَعُ لَهَا كُلَّ شَّيْطَانٍ مَّرِيدٍ وَ جَبَّارٍ عَنِيدٍ، وَأَبْقِ عَلَىَّ ذُلَ الْعُبُوْدِيَّةِ فِى الْعِزَّةِ بَقَاءًا يَبْسُطُ لِسَانَ اْلأِعْتِرَافِ ويَقْبِضُ لِسَانَ الدَّعْوَى إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ وَقُلِ الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَداً وَلَم يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُن لَّهُ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلَّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيْرًا  

Duh Gusti, tetapkanlah aku di posisi kemuliaan, kesempurnaan, kebahagiaan dan keagungan sehingga tiada lagi penghalang walau seberat sebiji atom eter dari menuju kemuliaan-Mu dan tiada lagi yang dapat mengjinakanku. Tetapkanlah aku (dalam kemuliaan, kesempurnaan, keagungan) hingga tiada lagu aku saksikan kehinaan seseorang selain diriku karena kemuliaan (yang Engkau limpahkan kepada) ku yang telah Engkau kukuhkan melalui kemuliaan yang sangat lembut sehingga ia menaruh simpati.

Dengan kemuliaan, kesempurnaan, dan keagungan (yang Engkau anugerahkan ini) sehingga dapat menudukkan syetan dan pemimpi culas. Dan dengan kemuliaan ini, tundukkanlah kepadaku seluruh ke-hamba-an didalam keagungan abadi yang dapat menyederhanakan merendahkan ucapan yang berpengaruh, dan mencabut lisan para pendakwa, karena sesungguhnya Engkaulah Dzat Yang Maha Agung lagi Maha Perkasa.

Dan katakanlah wahai Muhammad ﷺ, segala puji hanya milik Allah, Dzat yang tidak menjadikan sesuatu sebagai anak dan tidak diperanakkan. Dan tiada satupun raja yang setara dengan-Nya, serta tiada yang mampu menandingi dan merendahkan-Nya, dan bertakbirlah dengan bacaan takbir yang ssungguhnya.

Kaifiyah / tatacara mengamalkan Hizib Izah : Puasa tarku ruh 7 hari, dibaca setiap selesai shalat fardlu. 

Sekian dan terimakasih. Semoga Allah Meridloi.