DOA ULAMA' SUFI MASA KINI
Bagi seorang Sufi, tidak terkabulnya
sebuah doa disebabkan karena masih adanya ketergantungan kepada selain Allah ﷻ. Kebanyakan dari kita berdoa dengan ucapan saja, dan
bukan dengan hatinya. Artinya lisan dan hatinya masih belum menyatu. Di dalam
diri kita terkadang masih ada setitik kesombongan, yakni rasa keangkuhan yang
tersembunyi yang menyatakan bahwa jika dirinya berusaha sesuai hukum sebab
akibat, maka tujuannya akan tercapai.
Dengan kata lain, orang awam
menjadikan doa sebagai pelengkap, padahal menurut pandangan Sufi, doa adalah inti
dari pada ibadah, dan Allah ﷻ tidak menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk
beribadah. Berdoa dalam arti sesungguhnya ialah sebagian dari makna sabda
Kanjeng Rasulullah ﷺ, “Doa tidak akan dikabulkan dari hati yang lalai,” yakni tidak
memperhatikan adab dan hakikat doa itu sendiri.
Makna berdo’a, menurut Sufi, Seseorang
harus yakin bahwa Allah ﷻ telah mengetahui sebelum ia
berdoa. Syekh Ibnu Athaillah RA mengatakan, “yang dibutuhkan darimu hanyalah
kepasrahan dan pengakuan total bahwa engkau dalam keadaan yang amat
membutuhkan.”
Allah ﷻ telah menetapkan bahwa Dia akan mengabulkan doa
siapa saja yang merasa butuh. Firman-Nya, “Siapa yang mengabulkan doa orang
yang dalam keadaan membutuhkan. Dan siapa yagng menghilangkan kesusahan dan
menjadikan kamu khalifah di muka bumi? Adakah Tuhan selain Allah?” (Q.S 27:62).
Keadaan “membutuhkan” dalam
pengertian ayat itu adalah keadaan “tak punya pilihan,” dan hilangnya “kehendak
bebas.” Dari sudut pandang modern, barangkali terdengar aneh dan tak dapat
diterima, karena kehilangan kehendak bebas dan pilihan akan menyebabkan
seseorang terbelenggu. Namun bagi Sufi, keadaan ini adalah pantulan dan
kemerdekaan yang sesungguhnya, kebebasan dari belenggu nafs (hawa nafsu
rendahan).
Ini adalah bagian dari misteri “kecepatan” terwujudnya sesuatu, kun fa yakun. Dalam tradisi Sufi, seseorang yang telah mencapai maqam baqa dan disempurnakan oleh Allah, maka ia akan masuk ke maqam kun, di mana Allah ﷻ akan menjadi pendengarannya, penglihatannya dan seterusnya, seperti dinyatakan dalam hadis qudsi. Tetapi harus ditambahkan bahwa keadaan ini tidak bisa dicapai oleh seseorang yang dalam dirinya masih ada sesuatu selain Allah.
Orang yang masih memandang
dirinya sendiri (dengan segala ilusi potensialitasnya) akan “ditinggalkan” oleh
Petunjuk, sebagaimana Nabi Musa AS, ditinggalkan oleh Khidir AS.
اَلْحَمْدُ
لِلّـهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًا شَاكِرِيْنَ حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ يَا
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِمِ
سُلْطَانِكَ. اَللَّـهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
ألِهِ وَأَصْحَابِهِ. رَبِّـنَا أَدْخِلْنَا فِي لُجَّةِ بَحْرِ أَحَدِيَّتِكَ وَ
طَمْطَامِ يَمِّ وَحْدَانِيَّتِكَ وَ قَوِّنَا بِقُوَّةِ سَطْوَةِ سُلْطَانِ
فَرْدَانِيَّتِكَ حَتَّى نـَخْرُجَ إِلَى فَضَاءِ سَعَةِ رَحْمَتِكَ وَ فِي
وَجْهِنَا لَمَعَاتُ بَرْقِ الْقُرْبِ مِنْ آثَارِ حِمَايَتِكَ مَهِيبًا
بِـهَيْبَـتِكَ عَزِيزا بِعِنَايَتِكَ مُتَجَلِّلا مُكَرَّما بِتَعْلِيمِكَ وَ
تَزْكِيَتِكَ وَ أَلْبِسْنَا خِلَعَ الْعِزَّةِ وَ الْقَبُولِ وَ سَهِّلْنا
مَنَاهِجَ الْوُصْلَةِ وَ الْوُصُولِ وَ تَوِّجْنا بِتَاجِ الْكَرَامَةِ وَ
الْوَقَارِ وَ أَلِّفْ بَيْنـنا وَ بَيْنَ أَحِبَّائِكَ فِي دَارِ الدُّنْيَا وَ
دَارِ الْقَرَارِ وَ ارْزُقْـنا مِنْ نُورِ اسْمِكَ هَيْبَةً وَ سَطْوَةً
تَنْقَادُ لنا الْقُلُوبُ وَ الْأَرْوَاحُ وَ تَخْضَعُ لَدَيْنا النُّفُوسُ وَ
الْأَشْبَاحُ يَا مَنْ ذَلَّتْ لَهُ رِقَابُ الْجَبَابِرَةِ وَ خَضَعَتْ لَدَيْهِ
أَعْنَاقُ الْأَكَاسِرَةِ لا مَلْجَأَ وَ لا مَنْجَى مِنْكَ إِلا إِلَيْكَ وَ لا
إِعَانَةَ إِلا بِكَ وَ لا اتِّكَاءَ إِلا عَلَيْكَ ادْفَعْ عَنـَّا كَيْدَ
الْحَاسِدِينَ، وَ ظُلُمَاتِ شَرِّ الْمُعَانِدِينَ وَ ارْحَمْنَا تَحْتَ
سُرَادِقَاتِ عَرْشِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِينَ أَيِّدْ ظَاهِرِنا فِي
تَحْصِيلِ مَرَاضِيكَ وَ نَوِّرْ قَلْبَنَا وَ سِرِّنا بِالاطِّلاعِ عَلَى
مَنَاهِجِ مَسَاعِيكَ إِلَهَنَا كَيْفَ نَصْدُرُ عَنْ بَابِكَ بِخَيْبَةٍ مِنْكَ
وَ قَدْ وَرَدْنَاهُ عَلَى ثِقَةٍ بِكَ وَ كَيْفَ تُؤْئيسُننا [تُوئِسُنا] مِنْ
عَطَائِكَ وَ قَدْ أَمَرْتَـنا بِدُعَائِكَ وَ هَاأَنـَا مُقْبِلٌ عَلَيْكَ مُلْتَجِئٌ
إِلَيْكَ بَاعِدْ بَيْننا وَ بَيْنَ أَعْدَائِنا كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ
أَعْدَائنا اخْتَطِفْ أَبْصَارَهُمْ عَنّا بِنُورِ قُدْسِكَ وَ جَلالِ مَجْدِكَ
إِنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ الْمُعْطِي جَلائِلَ النِّعَمِ الْمُكَرَّمَةِ لِمَنْ
نَاجَاكَ بِلَطَائِفِ رَحْمَتِكَ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ يَا ذَا الْجَلالِ وَ
الْإِكْرَامِ وَ صَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ
آلِهِ أَجْمَعِينَ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ
0 Response to "DOA PARA ULAMA' SUFI"
Posting Komentar