KISAH NABI IDRIS AS
Nama asli Nabi Idris adalah Ukhnukh bin Yarid bin Mahlail bin Qinan bin Anwas bin Syits bin Adam alaihimu salam. Menurut Wahab bin Manbah “Ukhnukh di kenal dengan Idris karena ia sering tadarus (belajar) suhuf-suhuf warisan leluhurnya”.
Setelah Qinan menjadi khalifah penerus ayahnya Sayidina Anwas, kehidupan manusia menjadi normal dan sejahtera. Sayidina Qinan menikah dengan ‘Uthnuk dan dikaruniai seorang putra bernama Mahlail, maka pindahlah Nur Muhammad ﷺ pada Mahlail berputra Yarid berputra Ukhnukh (Nabi Idris).
Ibnu Abbas berkata “Allah
ﷻ
mengutus Idris menjadi seorang Nabi dan Rasul untuk bani Qabil yang melenceng
akidahnya dan suka menyembah berhala. Bani Qabil membuat 5 berhala sebagai
sesembahannya. Nama-nama berhala itu adalah (1) Wud, (2) Waswa’ (3) Yaguts (4)
Ya’uq (5) Nasr. Kepada bani Qabil, nabi Idris berdakawah dengan keras, mengajak mereka
menyembah Allah ﷻ
dan meninggalkan kemusyrikan”
Nabi Idris merupakan
manuisa pertama yang menulis dengan qalam (pena), membukukan suhuf, mempelajari
ilmu nujum dan ilmu Hisab (perbintangan). Manusia pertama menemukan cara
menjahit pakaian dan memakai baju yang berjahit. Konon, ketika nabi Idris
ketika sedang menjahit baju, beliau membaca tasbih disetiap tusukan jarumnya.
Dan ketika lupa, ia membedah jaitannya lalu mengulanginya lagi. Beliau hanya
mau makan dari hasil jerih payahnya sendiri dengan bekerja sebagai tukang
jahit. Konon, orang-orang sebelum adanya nabi Idris, mereka berpakaian hanya
dengan selendang saja (tanpa jahitan).
Allah ﷻ menurunkan 30 suhuf
untuk nabi Idris, dan beliautidak pernah lupa untuk selalu membacanya setiap
hari. Pernah suatu ketika datang malaikat dan mengajaknya bersalaman. Setelah
itu, setiap hari nabi Idrismengangkat tangannya (sebagai penghormatan kepada
malaikat) dengan tujuan beribadah kepada Allah ﷻ. Bukan hanya malaikat
yang kagum atas kemuliaan dan ketekunan nabi Idris (karena kuatnya dalam
beribadah dan dirosah) bahkan iblis pun iri kepadanya. Iblis menggunakan
berbagai macam cara untuk menggoda nabi Idris, namun tak satupun cara dapat
menggugurkan ibadah nabi Idris. Subhan Allah.
Dalam sebuah riwayat
diceritakan bahwa.., Malaikat Izrail minta izin kepada Allah ﷻ untuk berziarah kepada
nabi Idris (karena ia merasa kagum atas ibadahnya). Malaikat Izrail datang
dengan wujud seorang lelaki tampan. Nabi Idris pun bertanya “Wahai pemuda...,
Siapakah namamu?” Izrail menjawab “Aku Izrail, malaikat pencabut nyawa. Adan ku
mendapat izin dari Tuhanku untuk mengunjungimu.” Nabi Idris bertanya lagi “Apakah
tujuanmu kemari untuk mencabut ruhku?” Izrail menjawab “Allah ﷻ belum mengizinkanku
untuk mencabut ruhnya saat ini”. Kemudian Allah ﷻ berfirman kepada Malaikat
Izrail “Aku tahu apa yang ada dalam batin hamba-Ku Idris, maka cabutlah ruhnya
saat ini juga”. Mendapat perintah dari Tuhannya, maka Malaikat Izrail segera
mencabut ruh Nabi Idris. Kemudian seketika itu juga Allah ﷻ menghidupkan Nabi
Idris. Nabi Idris bertanya “Wahai Izrail, Aku masih punya hajat yang lain”. Izrail
menjawab “Hajat apa itu wahai Idris?” “Aku ingin melihat neraka Jahanam.
Seperti apa keadaannya?” Timpal Nabi Idris kepada Izrail. Dengan izin Allah ﷻ nabi Idris pun di ajak
utnuk melihat neraka Jahannam. Allah ﷻ memberi perintah
kepada malaikat Malik penjaga neraka untuk meletakkannya dipinggiran Jahannam.
Seketika itu, Nabi Idris pingsan karena kaget melihat keadaan neraka Jahannam.
Maka Izrail segera membawa Nabi Idris kembali ketempatnya semula.
Berhari-hari lamanya
Nabi Idris terlihat lesu karena masih terbawa suasanan jahannam. Sebelum tidur
tidak lagi memakai celak mata, makan dan minum tidak enak, membaca suhuf saja
tidak merasakan ketenangan. Hal ini beliau alami selama satau tahun.
Sekian lamanya nabi
Idris meninggalkan ibadahnya dan menikah dengan seorang wanita. Dari
pernikahannya itu nabi Idris dikaruniai seorang putra bernama Mutawasylikh.
Setelah Mutawasylikh dewasa, Nabi Idris membaitanya dan memberikan beberapa
wasiat kepada putranya, dan Nur Muhammad ﷺ yang pernah ada di
dahinya kini pindah di kening putranya.
Setelah nabi Idris
memberikan wasiatkepada putranya, lalu beliau beranjak menuju Mihrabnya (tempat
beribadah) untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dan meminta agar
diperlihatkan surga seperti halnya neraka yang ernah dilihatnya. Maka Allah ﷻ mewahyukan kepada
Malaikat Ridwan sang penjaga Surga untuk menurunkan ranting-ranting pohon Tuba
yang ada di surga ketempat nabi Idris berada. Dengan berpegang dahan dan
ranting pohon Tuba dari surga itu, Nabi Idris naik ke langit menuju surga.
Setelah masuk ke dalam
Surga, beliau melihat semau yang ada di surga dan seluruh isinya. Setelaha
sekian lamanya ia berada di surga, beliau mearasakan neikmatnya hiup disana,
Malaikta Ridwan menyurunya keluar, namun nabi Idris menjawab “Aku tidak akan keluar
dari sini”. Kemudian Allah ﷻ
berfirman
”
كُــلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ
الْـمَوْتِSegala yang hidup (yang bernafas) pasti mengalami kematian” Nabi Idris menjawab “Saya sudah pernah
mengalaminya”. Lanjutnya ayat, Allah ﷻ berfirman lagi وَإِنَّ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا" Kecuali kamu sekalian (orang-orang
mukmin) sudah pernah mendatanginya (neraka)”. Nabi idris menjawab lagi “Saya
sudah pernah mengunjunginya”. Lanjutan ayat berikutnya “ وَمَا هُمْ بِمُخْرَجِــيْنَ dan mereka (orang-orang
mukmin) tidak akan pernah keluar dari sana (surga)“ Nabi Idris menjawab “dan saya
tidak akan keluar dari sana (surga)”. Maka, kemudian Allah mewahyukan kepada
malaikat Ridwan bahwa nabi Idris akan tetap tinggal di surga selamanya.
Wahab bin manbah
berkata “Nabi Idris di angkat ke langit sudah ketiak berusia 365 tahun”.
Menurut Ibnu al-Jawuzi “Nabi Idris dan Nabi Isa hidup bersama di langit. Nabi
Idris berada di langit sap 4 sedangkan nabi Isa berada di langit sap2. Mereka
beribadah hanya sekali saja dan setelah itu mereka berada di surga”.
Firman Allah
: وَاذْكُرْفِى الْكِــتَابِ إِدْرِيْسَ إِنَّــهُ كَانَ
صِدِّيْقًا نَــبِــيًّا وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّا”dan
ingatlah didalam kitab nabi Idris, sesungguhnya beliau adalah seorang nabi yang
jujur, dan kami mengangkatnya di tempat yang tinggi”.
Imam Kasa-i berkata “Tiada
henti-hentinya nabi Idris berkeliling dan menikmati kenikmatan surag seperti
layaknya malaikat. Melihat kenyataan itu timbullah kecemburuan dari para
malaikat, kemudian mereka mengadu pada Allah ﷻ ‘Duhai Tuhan dan
Junjungan kami, mengapa engkau jadikan seorang hamba, makhluk berdosa ini
menempati posisi kami yang selalu dekat pada-Mu?” Maka Allah ﷻ pun Berfirman “Kalian
telah menghina keturunan Adam atas kelakuan mereka...! Jikalau Kami memberimu
nafsu (syahwat dan kesenangan) sperti Bani Adam niscaya kalian akan melakukan
kemaksiatan dan dosa-doa melebihi mereka (Anak cucu Adam)” Para malaikat
berkata “Maha Suci Engkau Tuhan kami, Tidak pantas bagi kami untukbermaksiat
kepada-Mu”. Kemudian Allah ﷻ
berfirman kepada para Malaikat untuk memilih 2 (dua) malaikat diantara para
malaikat-malaikat yang paling baik.
Para malaikat memilih
harut dan marut sebagai malaikat terbaik diantara para malaikat yang terbaik. Kemudian
Allah ﷻ
menurunkan kedua malaikat itu ke bumi dan memberinya nafsu layaknya Manusia.
Di siang hari, Malaikat
Harut dan Marut turun ke bumi menjadi hakim bagi ras manusia. Mereka melarang
manusia untuk berbuat maksiat, syirik, membunuh sesamanya tanpa hak, berzina
dan meminum khomr. Dan di malam hari mereka berdua kembali kelangit dan menjadi
malaikat lagi.
Kejadian itu
berlangsung selama 31 hari, hingga suatu saat datanglah seorang wanita dari
Paris bernama Zahrah. Wajahnya yang cantik dengan rambutnya tergerai ringan, meminta
peradilan dari Malaikat Harut dan Marut mengenai problem kehidupannya. Di hari
kedua, wanita itu datang lagi kepersidangan dan Kedua malaikat itupun saling bertatap dan berbisik untuk
merayu dan menyatakan cinya mereka kepada wanita itu. Namun sayang..., cinta
mereka di tolak.
Di hari persidangan
ketiga, wanita itu datang lagi dan berkata “Aku bisa menerima cinta kalian,
dengan syarat, kalian harus mau menyembah berhala seperti sesembahanku dan mau
meminum khomr.” Kedua malaikat itu berkata “Apa tidak ada cara lain selain yang
kau syaratkan itu? Karena Tuhan kami melarang kami untuk melakukan hal itu”
maka wanita itupun bertolak dari mereka. Semakin hari kedua malaikat itu
semakin penasaran akan ihwal wanita pujaannya
itu. Mereka benar-benar jatuh cinta kepadanya tanpa bisa dibendung lagi.
Saking cintanya, mereka
memutuskan untuk mendatangi rumahnya. Setelah mengetuk pintu wanita pujaannya
pun membukakan puntu dan menyuruh mereka masuk. Sambil menikmati hidangan yang
disediakan, ke dua malaikat itu mengutarakan isi hatinya masing-masing. Lalu
wanita itu berkata “Jika kalian tidak mau menyembah berhala, maka bunuh saja
aku”. Malaikat itu menjawab “Kami tidak bisa melakukan hal itu, karena Syirik dan
pembunuhan merupakan dosa paling besar”. Wanita itu berkata lagi “Jika kalian
takut akan dosa karena syirik dan pembunuhan, maka minumlah khomr ini. Dosanya
pasti lebih ringan?”.
Akhirnya mereka
mengiyakan apa yang menjadi permintaan wanita itu dan segera meneguk khomr yang
ada didepannya. Mereka menganggap bahwa meminum khomr merupakan kecil dan bisa
langung bertaubat kepada Allah ﷻ. Setelah mereka
meminum khomr, badan mereka menjadi terasa ringan lantaran mabuk, tanpa sadar,
mereka mendekati wanita itu dan menodainya.
Anehnya, kelakuan
mereka diketahui oleh orang lain. Agar berikat kelakuannya tidak menyebar
kemana-mana, akhirnya mereka membunuh orang itu. Setelah membunuh, wanita yang
dinodainya tadi menyuruh mereka untuk bersujud kepada berhala maka bersujudlah
mereka kepada berhala.
Imam Kasa-i berkata “Setelah
Harut dan Marut menuruti semu perintah wanita pujaannya, meminum khomer,
berzinah dan melakukan pembunuhan, mereka hendak terbang ke langit, namum mereka
tidak bisa terbang lagi seperti biasanya lantaran sayap-sayapnya telah patah.”
Mereka meratap sedih dan memohon pada nabi Idris untuk memintakan ampunan
kepada Allah ﷻ
danberkata “Kami telah melihatmu terbang kelangit dengan bantuan ibadahmu, seperti
penduduk bumi lainnya, maka dari itu bantulah kami duhai Idris...! maka nabi
Idris pun memintakan ampunan untuk mereka dan Allah ﷻ menghendaki memberi
pilihan kepada nabi Idris atas mereka di siksa di dunia atau di akhirat. Nabi
Idris memilih untuk mereka di siksa di dunia saja..
Kedua malaikat itu di
siksa dengan selalu merasakan haus dan dahaga. Antara rambut dan kaki mereka digantung
didalam sumur di daerah Babilonia dengan rantai besi. Antara hidung dan
bibirnya ditarik hingga berjarak seluas bumi, seluruh asap sedunia masuk
kedalam lubang hidungnya sebagai siksa tambahan untuk mereka. Kedua mata mereka
melotot dan wajah mereka menghitam hingga datangnya hari kiamat.
Dalam satu riwayat
diceritakan, ada seseorang pernah datang kesana (menenemui kedua malaikat itu)
untuk belajar ilmu sihir. Namun lelakitersebut kaget saat melihat keadaan
mereka, seketika lelaki itu mengucapkan kalimat syahadat ” أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله = Aku bersaksi, tiada Tuhan selain Allah,
dan aku bersaksi bawah Muhammad adalah utusan Allah”. Mendengar suara itu,
malaikat Harut dan Marut bertanya kepadanya “kamu ini umatnya siapa?” ia
menjawab “Umat Muhammad ﷺ”
Malaikat itu berkata berkata “Apakah Muhammad ﷺ sudah diutus?” ia
menjawab “ya” mereka berkata “Al-Hamdulillah. Hukumanku akan selesai karena
Kiamat sudah dekat”.
Dalam sebuah riwayat,
Semasa Nabi Idris diangkat kelangit, beliau memiliki seorang anak laki-laki
bernama Mutawasylikh yang meneruskan perjuangan ayahnya demi menegakkan
agama Allah ﷻ.
Beliau memimpin umatnya dengan rasa aman dan keadilan, sehingga rakyatnya
merasa aman tentram damai dan sejahtera. Seluruh wasiat yang pernah didapat
dari kakeknya Ukhnukh kepada nabi Idris kini berada di tangan Mutawasylikh,
termasuk Nur Muhammad ﷺ
pun pidah di keningnya. Kemudian Mutawasylikh menyerahkan seluruh wasiat
ayahnya kepada putranya bernama Lamik.
Menurut Imam Kasa-i,
Lamik kekuatan yang luar biasa, kuat dalam ibadahnya dan kuata dalam fisiknya.
Beliau mampu membalikkan gurun dan mampu mengangkat gunung dengan tangannya
sendiri.
Suatu ketika lamik
berjalan- jalan disebuah gurun, beliau bertemu dengan seorang bocaah dengan
wajah yang amat cantik sedang menggembalakan kambing-kambingnya. Lamik mencoba
untruk mendekatinya dan bertanya “Duhai gadis...! siapa namamu dan dari mana
asalmu? Gadis itu menjawab “Namaku Fainusah binti Iklil bin Qabil”.
Lamik pun berkata lagi “Andaikan engkau sudah dewasa maka aku akan meminangmu
dan menikahimu...!”
Ketika sang gadis itu
telah dewasa, datanglah Lamik untuk menemui sang gadis itu di tempat biasanya
ia menggembalakan kambing-kambingnya. Sang gadis itu berkata “Alu sudah dewasa,
usiaku sudah mencapai 230 tahun. Datanglah ke orang tuaku dan pinanglah aku”.
Seteah mendengar jawaban dari sang gadisnya, datanglah lamikke rumah orang
tuanya Iklil dan menikahinya.
Setelah berbulan-bulan,
hamillah Fainusah. Namun dari kehamilannya itu bukan kebahagiaa yang ia
rasakan, tetapi rasa ketakuan yang selalu menghantuinya siang dan malam,
lantaran dipemukiman yang ia tinggali dikuasai oleh penguasa (raja) yang lalim.
Raja itu hendak memunuh semua bayi yang lahir laki-laki. Menjelang kelahiran
anaknya yang pertama, Fainusah melarikan diri ke goa untuk menyelamatkan
bayinya dari kejaran para pembunuh bayaran sang raja.
Di dalam goa, fainusah
melahirkan seorang anak laki-laki yang tampan dengan wajah berseri. Bayi yang
baru lahir tu diberi nama Yasykur dalam bahasa Ibrani disebut “Abdul
Ghoffar”.
Dalam keadaan ketakutan
dan kekhawatiran, bayi itu hendak ditinggalkan oleh ibunya didalam goa
sendirian. Sambil menjerit dan ketakutan akan kehilangan anaknya yang baru saja
dilahirkan, tiba-tiba anak itu dapat berbicara. “Yaa Ummah...! laa takhofi
‘alayya. Fainnalladzi kholaqoni, yahfadhuni”. Duhai ibu...! Janganlah engkau
takut akan diriku, sesungguhnya Dzat (Allah) yang telah mencitpakanku dan akan
menjagaku”.
Setelah mendengar
perkataan pitranya, hati Fainusah mulai tenang dan mengurungkan niatnya untuk
meninggalkan anaknya di dalam goasendirian. Selama 40 hari lamanya. Setiap
utusan yang henak membunuh anak didalam goa itu atas kehendak Allah ﷻ pasti atau hilang
entah kemana.
Setelah Lamik bin
Mutawsylikh Wafat, Nur Muhammad itu pindah ke anaknya yaitu Yasykur/ Abdul
Ghoffar. Saat anak itu baru saja dilahirkan, suara pertama kali yang ia dengar
adalah jeritan ibunya. Jeritan dalam bahasa Arab artinya Tanawaha = تنوح sehingga kemudian hari anak anak itu dikenal
dengan panggilan Nuh (Nabi Nuh). Setelah Yasykur/ Abdul Ghoffar / Nuh ini
dewasa, beliau mengukuti jejak ibunya, yakni menggembalakan kambing, tapi
kambing yang dihembalakan Nuh ini milik orang lain, dan dia mendapatkan untuk
menghidupi dirinya dn ibunya dari hasil penggembalaannya.
<<SEBELUMNYA - SELANJUTNYA>>
0 Response to "KISAH NABI IDRIS AS"
Posting Komentar