NABI
SYITS BIN ADAM
Pada kisah yang lalu, Nabi Adam berada di Hindia bersama istrinya Siti Hawa, mendapatkan firasat tentang anak-anaknya. Dadanya terasa sesak, saat melihat wajah Habil melalui darah yang diminum oleh bumi dan Qabil merampas seluruh ternak Habil beserta Iqlima. Selama + setahun Nabi Adam menangis meratapi anak-anaknya. Dan Allah ﷻ berfrirman kepada Nabi Adam “Wahai Adam, untuk siapa tangisan dan kesedihan ini? Sesunggunya Aku akan mengganti putra kesayanganmu Habil. Dia merupakan seorang nabi dan berkepribadian jujur. Darinya akan lahir banyak nabi-nabi dan Rasul samapi menjelang hari kiamat. Tanda-tanda kelahirannya sudah mulai nampak melalui perut Siti Hawa. Tidak seperti anak-anakmu yang lain yang lahir bersama kembarnya. Ia seorang lelaki tunggal di dalam kandungan (tanpa kembaran) yang di dahinnya terdapat Nur Muhammad ﷺ. Dalam bahasa Suryani namanya Abdullah”.
Ketika Siti Hawa sedang mengandung janin Syits, beliau tidak merasakan berat dan tidak pula merasakan sakit/kepayahan layaknya orang yang sedang hamil. Kelahiran nabi Syits dengan tragedi pembunuhan Habil berjarak 100 tahun.
Imam Tsa’labi berkata “Semenjak
kelahiran Syits, siang malam Nabi Adam bermunajat kepada Allah ﷻ membaca Suhuf-suhufnya dan mendidik Syits. Syits selalu
menurut dan maumengerjakan tugas-tugas dari kakak-kakaknya. Mereka hidup rukun
dan saling membantu. Saat Nabi Adam tenggelam dalam munajatnya Allah ﷻ berfirman “Hai Adam, berwasiatlah pada putamu Syits,
seperti apa yang telah KU wasiatkan kepadamu, Sesunggunya AKU telah menyediakan
kematian untukmu dan anak-anakmu samapi hari kiamat.” Serta merta Nabi Adam
kaget dibuatnya, dalam batin ia bertanya-tanya “Ya Robbi..., Apakah waktu
kematianku sudah dekat?” Dengan tergopoh-gopoh, Nabi Adam menemui Syits dan
hendak berwasiat kepadanya.
Dalam wasiatnya, Nabi Adam
menceritakan kisah tentang terjadinya bencana alam seperti taufan, kerusakan
alam. harus bisa mengatur waktu untuk beribadah siang dan malam. Setelah
berwasiat, Nabi Adam mengeluarkan kain (berupa baju kurung) dari surga yang
terbuat dari sutra putih, di dalamnya tercetak gambar-gambar (hanya sebuah
kiasan, bukan foto ataupun lukisan) nabi dan penguasa dunia (raja-raja) sampai
hari kiamat tiba. Kemudian nabi Adam memberikan pakaianitu kepada nabi Syits.
Nabi syis pun segera melipat dan dimasukkannya kedalam sebuah tabut (peti) dari
surga dan menguncinya. Di kemasan tabut itu diberinya rambut dari janggutnya Nabi
Adam dan berkata “Wahai putraku..., Ini adalah rambutku, jika suatu saat engkau
menghadapi kesulitan atau kepentingan, maka bawalah rambutku ini bersamamu,
niscaya engkau akan dapat mengalahkan musuh-musuhmu. Jika suatu saat engkau
melihat rambut ini memutih, itu berarti ajalmu sudah dekat pada tahun itu juga.”
Kemudian nabi Adam melepas
cincinnya, dan menyerahkannya kepada Nabi Syits beserta suhuf dan tabut itu dan
berkata lagi “”Wahai Anakku..., tumpaslah saudaramu Qabil, Sesungguhnya Allah ﷻ akan menolongmu untuk mengalahkannya.
Dalam sebuah riwayat lain
mengatakan bahwa “Nabi Adam hidup di bumi selama 1000 tahun, terhitung semenjak
turun dari surga sampai beliau meninggal dunia, dan sebelum turun ke bumi Nabi
Adam saat di Surga hidup selama 500 tahun”.
Wahab bin Manbah
berkata “Semasa Nabi Adam meninggal dunia, Nabi Syits sudah berusia 400 tahun.
Ia diberi wasiat oleh ayahnya nabi Adam berupa Tabut, jubah, pedang dan
permadani maimun, kesemuannya itu berasal dari surga”. Ketika Nabi Syits hendak
berangkat mencari Qabil, kuda tunggangannya meringkik membaca tasbih. Ini
adalah pertama kalinya manusia mengadakan peperangan diatas bumi diantara anak
Adam.
Setelah mlihat Qabil
yang sedang berjalan kali, Nabis Syits mencoba untuk menculiknya. Qabil kaget
dan berkata “Hentikan...! Hai Syits...! Apa yang kau lakukan padaku? Apakah
kamu tidka punya rasa belas kasihan padaku?” Nabi Syits menjawab “Bagaiman aku
bisa mengasihanimu, sedangkan kau sendiri tak mengasihi saudaramu Habil?”
Tangan Qabil dibelenggu
dan tubuhnya dibakar oleh terik matahari samapi ia mati. Setelah Qabil
meninggal, Nabi Syits segera kembali ke Hindia untuk mengajarkan risalah islam
diantara manusia disana.
Tak lama kemudian,
anak-anak Qabil segera mengurus jenazah ayahnya. Lalu datanglah iblis
ditengah-tengah mereka dengan wujud menyerupai malaikat seraya berkata “Jangan kau kubur ayahmu di
dalam perut bumi..., tapi, buatlah lubang diantara kedua belah sisi batu Bilwar
dan letakkan ayahmu disana. Pakaikan ia baju, serta basuh tubuh ayahmu dengan
minyak wangi agar jasadnya tidak mengering”. Setelah semua perintah iblis itu
dilaksanakan, Iblis menyuruhnya lagi “Tempatkan ia di atas kursi emas didalam
rumah, da suruh setiap orang yang masuk kedalamnya untuk bersujud 3 kali.
laksanakan upacara tahunan (haul) baginya sebagai penghormatan”.
Setiap tahun seluruh
anak cucu Qabil (bani Qabil) berkumpl untuk memperingati kematian Qabil. Acara
itu dipimpin oleh Syetan (pesuruh Iblis) dan menyuruh seluruh orang yang hadir
untuk bersujud 3 kali kepada jasad Qabil.
Menurut Wahab bin
Mnabah “Setelah setahun sepeninggalan Nabi Adam, Siti Hawa pun menuyusulnya. Ia
meninggal pada hari Jum’at, hari yang sama saat ia diciptakan dan dimakamkan
disebelah makam Nabi Adam AS”. Setelah itu Allah ﷻ menurunkan wahyu untuk
Nabi Syits sebanyak 50 suhuf. Dan jadilah ia manusia pertama yang berbicara
tentang hikmah, muamalah (bersosial), tukar menukar menggunakan emas dan perak
sebagai alat pertukaran, menjalankan jual beli dan gadai, menggunakan timbangan
dan takaran. Dialah manusia pertama yang membuat tambang dan memanfaatkan isi
perut bumi.
Nabi Syits menikah
dengan adiknya Azura dan memiliki anak laki-laki bernama Sayidina Anwasy
dan Nur Muhammad ﷻ
yang ada di dahi Syits kini berpindah ke dahi Anwasy. Maka seketika itu Nabi
Syits tahu bahwa ajalnya sudah dekat, tinggal menunggu kapan rambut wasiat Nabi
Adam itu akan memutih? Setelah diketahui bahwa rambut wasiat itu memutih, maka
meninggalah Nabi Syits di tahun itu juga. Nabi Syits meninggal pada usia 900
tahun.
Setelah sepeninggalan nabi
Syits, Sayidinia Anwas kini menjadi pengantinya. Megganti kedudukan ayahnya
sebagai seorang raja (bukan nabi) yang adil dan bijaksana dalam memutuskan
segala hal bagi kaumnya. Ia diberi wasiat oleh ayahnya Nabi Syits berupa Tabut,
jubah, suhuf Adam dan Syits, cincin Adam dan lain sebagainya.
Sedikit sekali
informasi mengenai Sayidina Anwas ini. Yang banyak ada kaitannya dengan
Sayidina Anwas malah berhubungan dengan dunia pewayangan. menikahi seorang
putri (tidak diketahui ini putri siapa) dan dari pernikahan mereka dikarunia
anak laki-laki bernama Qinan. Maka berpindahlah Nur Muhammad ﷺ yang dulunya ada di
dahi Sayidina Anwas ke dahi sayidina Qinan. Setelah Sayidina Anwas meninggal, maka
kepemimpinan kini berada dipundak Sayidina Qinan dan seluruh wasiat dari Nabi
Adam, Nabi Syits, Sayidina Anwas pun kini beralih ke tangan Sayidina
Qinan.

0 Response to "KISAH NABI SYITS BIN ADAM AS"
Posting Komentar