KISAH NABI ADAM PART 003
NABI ADAM DAN BUAH HINTOH
Imam An-Nisaburi berkata. ”Ketika nabi Adam berkeliling disekitar taman surga, ia melihat pohon Hintoh (Iblis menyebutnya dengan pohon khuldi = keabadian. Barang siapa yang memakan buah ini makaia akan hidup abadi), pohon surga yang paling tinggi diantarapohon-pohon yang lainnya, secara reflek Nabi Adam lari sekencang-kencangnya demi menghindari pohon itu karena takut akan ancaman Allah ﷻ. Sebab Allah ﷻ sudah berjanji “Jangnlah engkau mendekati pohon itu, (jika engkau mendekatinya) niscaya engkau akan menjadi orang yang dholim”. Pohon Hintoh memiliki buah yang sangat banyak dan memiliki biji setinggi unta. Buah itu memiliki rasa yang manis melebihi manisnya madu, warnanya putih melebihi putihnya susu, terlihat sangat menggairahkan, sehingga siapapun juga yang melihatnya pasti akan tertarik untuk memetiknya.
“Mengetahui ancaman Allah ﷻ kepada Nabi Adam mengenai larangan mendekati pohon itu, maka Iblis memanfaatkan kesempatan untuk balas dendam kepada Adam dengan cara menyelinap dibawah sayap ular dan masuk ke surga. Iblis bersembunyi dibalik pintu surga dan menanti kesempatan ini selama 300 tahun (300 tahun menurut hitungan dunia, dan hanya beberapa jam menurut hitungan akhirat). Iblis melihat dan meneliti siapa saja yang hendak masuk ke surga. Pertama kali yang datang menuju pintu surga adalah burung Merak (pemimpin burung-burung surga) kemudian Iblis yang menyamar sebagai malaikat menawarkan diri untuk turu masuk kedalam (tentunya secara sembunyi-sembunyi), namun sang Merak tidak mengijinkannya lantaran takun akan ancaman Allah ﷻ,
Burung Merakpun berlalu measuk
surga dan menemui raja ular mengenai permintaan iblis (sejenis ular naga dalam
cerita fiktif atau dongeng, yang memiliki tangan dan kaki serta sayap lebar). Ular
itu memiliki kepala yang sangat indah yang terbuat dari yakut merah, matanya
terbuat dari zabarjud waran hijau yang bersinar terang, lidahnya terbuat dari
kapur, kakinya seperti kaki unta.
Burung merak mengatakan pada ular
bahwa “didepan pintu ada 2 malaikat yang hendak memberi nasihat kepadamu”.
Dengan segera, raja ular keluar untuk menemui kedua malaikat tersebut, namun
ternyata yang ada hanyalah iblis yang mencoba untuk menyelinap masuk kedalam
surga bersamanya dengan cara menyelinap dibalik sayapnya yang kokoh.
Al hasil, Iblis berhasil masuk
kedalam surga dan diturunkan di dekat phon Hintoh. Dengan seruling ditangan
iblis, ia mencoba menggoda Adam dan Hawa dengan tiupan suara yang amat merdu. Nabi
Adam dan Hawa mencoba mencari-cari asal suara itu, dan segera mendekatinya.
Ternyata suara itu berasal dari suara seruling iblis yang berada ditaman dekat
pohon Hintoh.
Iblis berkata “Kemarilah, dan
ambillah buah Hintoh ini.” Adam menjawab “Saya takut akan larangan Allah”.
Iblis berkata lagi “Tuhanmu tidak mencegah untuk memakan buah ini, sehingga
kailan bia menjadi malaikat atau hidup abadi”. Barang siapa yang memakan buah
ini, maka rambutnya tidak akan beruban dan tidak pula pikun. Iblis berani
bersumpah bahwa apa yang dikatakannya benar, dan buah ini tidak akan merugikan
bagi mereka. Anehnya, Nabi Adam seakan-akan sudah lupa akan ancaman Allah ﷻ tentang buah ini, dan mereka
merasa bahwa Iblis yang menyamar sebagai malaikat itu adalah benar-benar seorang
pemberi nasihat.
“Sesungguhnya seorang musuh yang
memberi nasihat itu merupakan bujukan dan tipuan belaka”
Siti Hawa memakan buah Hintoh
terlebih dahulu, setelah terlihat baik-baik saja kemudian nabi Adam pun ikut
memakannya. Seketika itu juga mahkota nabi Adam loncat (terbang) dari kepalanya
dan seluruh perhiasan yang dikenakannya pun ikut terlepas, dan mereka berdua
nampak telanjang.
Dalam benak kita timbul pertanyaan,
ketika Siti Hawa memakan buah itu mengapa ia baik-baik saja dan ketika Adam
memakannya mahkota dan seluruh pakainnya langsung sirna? Jawabnya, Jikalau Siti
Hawa makan buah Hintoh pakaiannya langsunh hilang, maka Nabi Adam tidak jadi memakannya.
Para ulama’ mengutarakan
pendapatnya bahwa, ketika itu nabi Adam dalam keadaan lupa (lupa akan janji
Allah ﷻ mengenai larangan mendekati pohon Hintoh kepadanya)
seperti firman Allah ﷻ وَلَقَدْ
عَهِدْنَا إِلَى آدَمَ مِنْ قَبْلِ فَنَسِىَّ “Dan Kami benar-benar telah memberi
janji/ancaman pada Adam sebelumnya (mengenai pohon itu) akan tetapi ia lupa”
Setelah musibah yang menimpa Nabi
Adam dan Siti Hawa, Allah ﷻ memerintahkan malaikat Jibril
untuk menyentuh ubun-ubun mereka dan mengeluarkannya dari surga sebagai pelaku
kemaksiatan.
Dalam sebuah riwayat lain
diceritakan bahwa “Nabi Adam dan Hawa berputar-putar mengelilingi taman (karena
kebingungan) berusaha untuk mencari penutup aurat, namun daun-daun yang
diraihnya pun berlairan meninggalkan mereka kecuali dauh Tin. Maka Nabi Adam
pun menutup auratnya dengan beberapa lembar daun Tin”. Ulama’ lain berpendapat
bahawa “Daun garu yang digunakan untuk menutup aurat mereka”. Karena jasa kayu
garu inilah Allah ﷻ
memuliakannya dengan menampakkan aroma wangi saat didunia. Dan Allah ﷻ memuliakan pohon Tin dengan
buanya yang manis dan tidak memiliki biji. Riwayat ain menyebutkan bahwa “Nabi
Adam menutupi auratnya dengan daun pacar (daun inai) sehingga bekasnya menjadi
bagus dan menyenangkan (jika dipakai untuk menghias kuku)”. Menurut Ka’ab
al-Ahbari mengatakan bahawa “Nabi Adam merasa malu kepada Allah ﷻ saat diusir dari surga dengan
keadaan telanjang”.
Satu kesalahan, satu dosa,
dikeluarkannlah ia dari surga. Lantas bagaimana dengamu berharap masuk surga,
sedangkan engkau memiliki beribu-ribu kesalahan?
Ka’ab al-Ahbari berkata “Malaikat
Jibril memegang tangan Nabi Adam turun ke bumi saat maghrib tiba pada hari
Jum’at di gunung Rohawan Hindia. Sedangkan Siti Hawa ditempatkan ditepi
pantai Jeddah “
جَدَّةٌ artinya = nenek/eyang putri”. Siti Hawa yang
dulunya sangat cantik melebihi 1000 bidadari kini berubah menjadi jelek dan
diikuti dengan keluarnya darah haid setiap bulannya serta urutan / tali nasab
sehingga sampai kini anak manusia disebut sebagai anak Adam, bukan anak Hawa.
Hal ini dikarenakan Siti Hawa telah membujuk Nabi Adam atas ajakan iblis untuk
melakukan kesalahan. Sedangkan Iblis dikeluarkan dari golongan malaikat dan
jadilah ia Syetan yang terkutuk yang diturunkan di daerah Bashrah Irak”.
Ibnu Abbas berkata “Ketika iblis
diturunkan ke bumi bersama Nabi Adam dan Hawa iblis menikah dengan dirinya
sendiri dan melahirkan 4 telur. Telur-telur itu kemudian tercerai berai
menempati 4 tempat (wilayah)”. Menurut Syaikh Mujahid, “Iblis menikah dengan
seekor ular (setelah ular naga yang membawa iblis masuk ke surga ia kehilangan
sayap dan kaki tangannya dan jadilah ular seperti yang kita ketahui saat ini)
dan melahirkan 4 telur”.
Adapun burung Merak (yang melaporkan keberadaan iblis pada ular yang akan menyelinap masuk surga) dikeluarkan dari surga dengan keadaan yang hina, seluruh mutiara yang ada pada tubuhnya hilang sirna namun tubuhnya masih tetap mengkilat dan ia diturunkan diwilayah Antoqiyah Babilonia.
0 Response to "KISAH NABI ADAM PART 003 DAN BUAH HINTOH"
Posting Komentar